Membuat target publisher tempat untuk mempublish artikel
Sebelum menulis jurnal, saya dan sensei saya mendiskusikan dimana artikel kami akan di submit. Jika hasil penelitian yang kita peroleh sangat aktual atau memiliki nilai novelty (penemuan) yang tinggi, jangan ragu untuk menarget Jurnal yang memiliki H index atau impac factor yang tinggi.Saat itu sensei saya menarget bahwa artikel saya harus dipublish di Junal yang memiliki impac factor lebih dari 3. Saya pun memilih jurnal Molecules yang memiliki impac factor 3,098. untuk mengecek impact factor sebuah jurnal dapat langsung dituliskan pada kolom search di google
Impact factor jurnal dapat langsung di cek di kolom pencarian google |
Jiap jurnal memiliki ranking Q yang berbeda di tiap bidangnya. Misalnya untuk Jurnal Molecules, jurnal ini memiliki rangkin Q1 pada bidang Analytical Chemistry, Chemistry, dan Pharmacheutical Science. Namun jurnal ini hanya memiliki ranking Q3 pada bidang molecular medicine.
Baca petunjuk penulisan jurnal
Tiap jurnal memiliki tata cara penulisan yang berbeda. Mereka selalu menyediakan petunjuk penulisan yang dipaparkan atau dapat di download di websitenya. Biasaya ada yang telah menyediakan file template yang berisi format penulisan dan penjelasannya.Mulailah dengan membaca artikel jurnal yang berhubungan sebanyak mungkin
Saya memulai membuat draft dengan membaca sebanyak mungkin hasil-hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh peneliti lain. Dengan begitu saya bisa memposisikan hasil penelitian yang saya dapatkan dengan hasil-hasil yang telah ada.Membaca jurnal lain juga sangat membantu dalam menysusun kalimat. Saya memulai menysun draft dengan membuat Introduction atau latar belakang tulisan. Ini adalah bagian tersulit yang akan menghubungkan semua bagian dari isi jurnal. Dari latar belakang inilah reviewer akan menilai layak tidaknya jurnal kita diterima sebelum mereka memacara pencapaian atau hasil dari penelitian.
Tiap artikel jurnal yang saya baca, saya selalu memberikan hightlight pada point-point penting dengan menggunakan stabilo agar gampang saya telusuri kembali.
Buatlah kerangka tulisan
Kerangka tulisan ini sangat penting agar tulisan latar belakang kita tidak melebar membahas hal yang kurang berkaitan dengan tujuan penelitian kita. Mulai dari latar belakang, metode penelitian dan hasil dan pembahasan telah kita susun sub temanya masing-masing.Agar daftar pustaka teratur, setiap setelah saya merujuk suatu artikel saya langsung menuliskan juga daftar pustakanya. Perhatikan juga tata cara penulisan tinjauan pustaka, karena tiap publisher jurnal memiliki tata cara penulisan daftar pustaka yang berbeda-beda.
Cek grammar atau gunakan jasa proofreading
Bahasa inggris adalah salah satu momok untuk publish artikel kita di jurnal internasional. Mengecek struktur bahasa adalah hal terpenting agar draft kita dapat di terima oleh publisher. Saya biasa menggunakan fasilitas dari grammarly.com untuk mengecek struktur kalimat saya.Selain itu saya juga meminta tolong kepada teman saya yang memiliki kemampuan menulis dan berbahasa inggris yang lebih baik. Lebih baik lagi jika kita memiliki relasi orang bule yang dapat mengecek tulisan kita apakah sudah dapat dimengerti atau tidak .
Tahap terakhir saya menggunakan fasilitas proofreader untuk mengecek artikel saya. Biayanya memang cukup mahal sekitar 3-5 juta rupiah untuk 5000 kata.
Submit ke publisher
Saat semuanya telah oke, saya akhirnya mengirim file draft saya ke publisher melalui websitenya. Menunggu balasan dari editor biasanya butuh waktu yang bervariasi, ada yang dijawab dalam satu bulan, tiga bulan, bahkan ada teman yang menunggu sampai sembilan bulan untuk mendapatkankan jawaban diterima atau ditolak. Jika di terima akan dilakukan review lanjutan ke tiga orang pakar yang memiliki bisang yang sama.
Para reviewer biasanya memberikan masukan atau komentar untuk kita tanggapi, hingga akhirnya hanya perbaikan minor saja yang dibutuhkan, hingga dinyatakan accepted.
keren gan
ReplyDeletesalam - https://jawarakonten.com/tips-atasi-writer-block/